Minggu, 12 Desember 2010

KULTIVASI DAPAT MERUBAH TAKDIR

Yuan Liaofan adalah seorang penulis terkenal buku peribahasa Tiongkok asal Kabupaten Wujiang, Propinsi Jiangsu. Ayah Penyair era 1533 hingga 1606, atau selama Dinasti Ming ini meninggal ketika dia masih kecil.
Ketika Yuan masih muda, seorang Peramal secara tepat memprediksi takdirnya, namun ia mampu mengubah nasib di tahun-tahun terakhir masa hidupnya.
Sebagai remaja, ibunya memintanya untuk mendalami Konfusius, dengan harapan dia mampu mendapatkan pekerjaan yang layak, serta bisa membantu sesama.
Suatu hari, dia pergi ke Kuil Ciyun. Disana dia bertemu dengan seorang pria tua yang memiliki penampilan seperti dewa Tao.
Orang tua itu berkata kepadanya, "Anda cocok menjadi pejabat. Tahun depan, Anda akan mengikuti Ujian Negara dan berhasil masuk  Istana. Janganlah menyerah untuk Belajar."
Orang tua itu bermarga Kong asal Propinsi Yunnan. Yuan pun mengundang orang tua tersebut ke rumahnya.
Ibunya berkata, "Pria ini adalah seorang peramal ahli. Mengapa kita tidak memintanya untuk meramal untukmu? Kita akan melihat apakah prediksinya akurat atau tidak."
Akhirnya, peramal tua itu pun menceritakan kehidupan masa lalu Yuan dengan sangat teliti, bahkan sampai pengalaman kecilnya.
Dia kemudian meramal kehidupan Yuan, dimana dia akan lulus ujian tahunan dengan predikat Sarjana Lin, tahun itu juga. Sarjana Lin adalah Sarjana yang lulus pada ujian pertama, sehingga langsung mendapat subsidi atau beasiswa khusus dari pemerintah.
Peramal tua juga meramalkan, Yuan akan mendapat predikat sarjana Gong. Sarjana Gong adalah seorang sarjana kualifikasi baik dan akan dipilih untuk menghadiri Akademi Kerajaan, akademi tertinggi di Tiongkok kuno.
Setelah Yuan lulus dari Akademi Kerajaan, ia diramalkan akan menjadi walikota di beberapa propinsi.
Yuan diramalkan akan berhenti dari pekerjaannya setelah tiga setengah tahun dan kembali ke kota asalnya. Dia akan berjalan pada tengah malam pukul 01:00-03:00 pada tanggal 14 Agustus, ketika dia berusia 53 tahun. Satu hal yang menyedihkan dalam hidup Yuan, menurut ramalan peramal tua itu, bahwa Yuan tidak akan memiliki seorang putra.
Yuan Liaofan mencatat kata-kata Mr Kong dengan sangat rinci. Lalu ia kembali belajar Konfusius Klasik.
Dalam semua ujian berikutnya, peringkatnya selalu sama dengan yang diramalkan Mr Kong. Setelah ia menjadi  sarjana Lin, menurut ramalan Peramal tua Kong, ia tidak akan dipilih sebagai sarjana Gong sebelum menerima subsidi sebanyak 91 Dan dan Lima Dou (alat ukur tradisional Tingkok) beras dari Kerajaan. (Sepuluh Dou adalah sama dengan satu Dan).
Namun, Kepala Divisi Pendidikan, Tuan Tu, malah mengangkat Yuan menjadi sarjana Gong ketika ia baru menerima 71 Dan beras. Jadi, Yuan mulai menduga bahwa ramalan Peramal Tua Kong mungkin sudah tidak akurat setelah titik ini.
Akhirnya, Yuan percaya bahwa peringkat seseorang dan semua keberuntungan sudah ditentukan oleh Langit. Selain itu, waktu setiap keberuntungan dan promosi juga telah ditentukan. Jadi ia mengambil semuanya dengan hati ringan dan lapang, dan tidak lagi terlalu mengejar.
Yuan terpilih sebagai sarjana Gong, dia pun pergi ke Akademi Kerajaan di Nanjing untuk meningkatkan pengetahuannya. Sebelum ia pergi ke Akademi, ia pergi ke Gunung Qixia di pinggiran kota Nanjing untuk mengunjungi Pendeta Yun Gu, seorang pendeta Buddha yang berbudi tinggi.
Mereka bertemu dan berbincang-bincang di ruang meditasi Pendeta Yun Gu. Pendeta Yun Gu sangat terkejut dan bertanya, "Sejak Anda sering dating kemari, saya belum pernah melihat Anda berhasil membuang pikiran serakah.
Yuan Liaofan menjawab, "Seluruh hidup saya telah diramal secara akurat oleh Tuan Kong. Tidak mungkin saya bisa mengubahnya. Jika saya punya pikiran serakah, mencoba untuk mengejar sesuatu, itu akan berakhir sia-sia. Oleh karena itu, saya lebih suka kesederhanaan dan tidak memikirkan apa-apa. Itulah sebabnya saya tidak lagi memiliki kerakusan apapun dalam pikiran."
Pendeta Yun Gu tertawa. Dia berkata, "Saya pikir Anda adalah orang yang luar biasa. Tanpa diduga, Anda hanyalah seorang Sarjana Biasa.”
Yuan Liaofan bertanya kepadanya, "Mengapa demikian?"
Pendeta Yun Gu menjawab, "Hanya orang biasa yang akan merasa dibatasi oleh hidup dan ramalan. Seseorang yang baik tidak akan ada masalah dibatasi oleh nasib yang telah diatur. Dalam bab pertama Kitab Ching, mengatakan, ‘Sebuah keluarga yang terus mengumpulkan kebaikan dan kebajikan akan memiliki kekayaan lebih dari pengaturan sebelumnya’."
"Oleh karena itu, nasib seseorang bisa diubah. Saya bisa mengendalikan nasib sendiri dan menciptakan nasib sendiri. Jika saya melakukan kejahatan, saya akan mengurangi keberuntungan yang saya miliki pada awalnya, jika saya berbuat baik, saya akan mendapatkan keberuntungan. Dalam kitab Buddha, kita belajar bahwa orang bisa menjadi kaya jika ia ingin, seseorang dapat memiliki putra dan putri jika dia ingin, seseorang dapat hidup lama jika dia mau! "
Kata-kata itu memotivasi Yuan Liaofan, yang pernah terbenam dalam ilusi ramalan takdir selama bertahun-tahun. Dia mulai mengikuti kata-kata untuk mengubah hidupnya. Sejak itu, dia sangat berhati-hati dalam menjalani hidup. Bahkan di tempat-tempat di mana tidak ada orang lain di sekitarnya, dia akan melakukannya dengan baik agar tidak menyinggung langit dan bumi.
Ketika dia bertemu orang-orang yang tidak menyukainya dan memfitnahnya, dia akan menerimanya dengan tenang, dan tidak akan berdebat dengan orang lain.
Satu tahun setelah ia bertemu Pendeta Yun Gu, ia menghadiri ujian Kerajaan. Menurut prediksi Peramal Kong, ia akan mendapat peringkat ketiga dalam ujian ini. Namun, dia malah mendapat pertama.
Yuan Liaofan kemudian bersumpah untuk melakukan tiga ribu perbuatan baik. Lebih dari sepuluh tahun usaha, ia selesai melakukan tiga ribu perbuatan baik. Dia bahkan punya anak setelahnya.
Dia bertanya pada istrinya untuk mencatat perbuatan baik yang dia lakukan. Istrinya tidak tahu bagaimana menulis, jadi dia melingkari bulatan merah pada kalender, setiap kali Yuan melakukan perbuatan baik.
Misalnya, ketika Yuan memberikan makanan untuk orang miskin. Kadang-kadang, lebih dari 10 lingkaran merah dalam satu hari! Beberapa tahun kemudian, ia lulus ujian akhir Kekaisaran dan menjadi Jinshi, tingkat tertinggi untuk sarjana. Beliau diangkat menjadi Walikota di Kabupaten Baodi. Pada titik ini, ia ingin melakukan 10.000 perbuatan baik.
Pada Kabupaten Baodi ia menyiapkan sebuah buku, yang disebutnya "Menulis pada Menahan Hati ". Dia sangat ketat terhadap dirinya sendiri, dan mencoba untuk mendisiplinkan diri untuk tidak berbuat dan berpikiran jahat.
Setiap pagi ketika ia menangani tuntutan hukum sipil dalam ruang sidang, dia akan meminta pelayannya untuk mengantarkan buku kecil ini ke meja kantornya.
Setiap hari, ia juga akan merekam semua perbuatan baik dan perbuatan buruk yang telah dilakukannya pada hari itu dalam buku kecil ini.
Ketika senja tiba, ia menata meja di halaman belakang rumahnya, menganti pakaian resmi, dan membakar dupa untuk memberi salam hormat kepada para dewa-dewa di surga. Rutinitas itu dilakukannya setiap hari.
Suatu ketika, istrinya khawatir bahwa ia terlalu banyak mengurus tugas resmi dan ia tidak akan memiliki cukup waktu untuk melakukan 10.000 perbuatan baik.
Dia berkata, "Sekarang Anda telah bersumpah untuk melakukan 10.000 perbuatan baik, tetapi tidak banyak perbuatan baik yang bisa dilakukan di ruang sidang. Saya benar-benar tidak tahu apakah kita bisa menyelesaikan 10.000 perbuatan Baik!"
Malam berikutnya, Yuan bermimpi bertemu Dewa. Dia pun mengatakan kepada dewa bahwa dia mungkin tidak punya cukup waktu untuk melakukan 10.000 perbuatan baik dan menjelaskan alasannya.
Dewa menjawab, "Selama Anda menjabat Walikota, Anda mengurangi uang pajak dan pajak tanaman untuk warga sipil. Anda akan dapat mencapai tujuan Anda melakukan 10.000 perbuatan baik. "
Memang, Yuan berpikir bahwa pengenaan pajak bagi para petani di Kabupaten Baodi terlalu berat, dan dia menurunkan hampir 50%. Karena itu ia telah melakukan perbuatan baik untuk semua petani di daerah ini.
Oleh karena itu, Yuan terus melakukan perbuatan baik selama sisa hidupnya. Peramal Kong meramalkan bahwa ia akan meninggal pada usia 53 tahun, tapi dia tetap sehat sampai usia 69. Dia menulis tentang pengalamannya mengubah nasibnya dalam buku kecil ‘Empat Peringatan Perbuatan Hidup’, dan ia  menurunkan buku ini kepada putranya dan generasi berikutnya.
Cerita Yuan benar-benar membangkitkan inspirasi. Dalam kebudayaan tradisional Tiongkok, intisari cerita budipekerti adalah "kebaikan akan dibayar dengan kebaikan, dan Kejahatan akan dibayar dengan kejahatan". Pengalaman pribadi Yuan Liaofan, tentang merubah suratan takdir adalah sebuah contoh nyata kultivasi atau mengolah dan meningkatkan watak dan kualitas moral.
Yuan Liaofan mengikuti saran Pendeta Yun Gu, menghormati dan menyembah Langit dan Tuhan. Berbuat baik dan memperbaiki kesalahan, serta membayar hutang karma. Hal ini membuktikan bahwa dia adalah seorang Kultivator.
Mengutip dari buku Zhuan Falun karya Master Li Hongzhi, yang membimbing para pengikutnya berkultivasi dikatakan bahwa masih ada satu cara yang dapat mengubah seluruh kehidupan manusia, dan ini adalah cara satu-satunya. Yakni mulai sekarang orang ini menempuh sebuah jalan Xiulian (berkultivasi dan melatih diri).
Jadi, dengan memperbaiki kualitas moral maka takdir jalan hidup seseorang akan diatur kembali oleh Tuhan.(kebijakajernih.net/snd/waa) 
Sumber : erabaru.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar